Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus DBD hingga minggu ke-16 tahun 2024 telah mencapai 76.132 kasus, naik 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Peningkatan kasus DBD ini juga dibarengi dengan peningkatan angka kematian, yang naik 3 kali lipat menjadi 540 jiwa.
Perubahan Iklim Menjadi Faktor
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa fenomena El Nino menjadi salah satu biang kerok di balik peningkatan kasus DBD ini. El Nino menyebabkan perubahan iklim yang membuat penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebaran virus DBD, menjadi lebih luas dan bertahan lebih lama.
“Climate change ini kan balik lagi, mengubah perilaku semua makhluk hidup salah satunya nyamuk. Nyamuk misalnya sekarang lagi banyak demam berdarah. Kita sudah tahu nih setiap kali ada El Nino, fenomena El Nino itu, perubahan iklim itu, denguenya juga naik,” sebut Menkes Budi dalam pertemuan Green Climate Fund di Hotel West In, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).
Lebih lanjut, Menkes Budi menjelaskan bahwa El Nino dapat menyebabkan penyebaran DBD meluas ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdampak. “Nah sekarang El Ninonya bisa jadi lebih sering, kalau lebih sering, denguenya juga jadi naik. Dampaknya dengan perubahan iklim, El Nino yang tadinya terjadi di daerah tropis mungkin bisa terjadi di daerah-daerah lain. DBD tadinya hanya terjadi di Brazil, Indonesia, atau negara Afrika mungkin nanti makin lama makin luas,” tambahnya.
Kasus dan Kematian DBD di Indonesia Tahun 2024
Kabupaten/Kota | Kasus Baru | Kematian |
---|---|---|
Kabupaten Tangerang | 2.540 | – |
Kota Bandung | 1.741 | 25 |
Kota Bogor | 1.547 | – |
Kabupaten Bandung Barat | 1.422 | – |
Kabupaten Lebak | 1.326 | – |
Kabupaten Jepara | – | 21 |
Kabupaten Subang | – | 18 |
Kabupaten Kendal | – | 16 |
Kota Bekasi | – | 15 |
Cara mencegah orang tua dan anak terkena DBD
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN merupakan langkah utama dalam pencegahan DBD. PSN dapat dilakukan dengan cara 3M Plus, yaitu:
- Menguras:Â Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan pot tanaman secara rutin.
- Menutup:Â Menutup rapat tempat penampungan air seperti gentong dan drum.
- Memanfaatkan:Â Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
- Plus:Â Melakukan fogging, menggunakan kelambu, dan menggunakan obat nyamuk.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Berikut beberapa tips menjaga kebersihan lingkungan:
- Buang sampah pada tempatnya.
- Bersihkan selokan dan saluran air secara teratur.
- Pangkas rumput dan tanaman liar di sekitar rumah.
- Hindari genangan air di sekitar rumah.
3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Meningkatkan kekebalan tubuh dapat membantu mencegah infeksi virus dengue. Berikut beberapa tips meningkatkan kekebalan tubuh:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Istirahat yang cukup.
- Berolahraga secara teratur.
- Konsumsi vitamin dan mineral sesuai kebutuhan.
4. Vaksinasi DBD
Vaksinasi DBD dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit ini. Vaksin DBD tersedia di beberapa rumah sakit dan klinik. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah vaksinasi DBD cocok untuk Anda dan anak Anda.
5. Gunakan Obat Nyamuk
Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau IR3535 untuk mencegah gigitan nyamuk. Gunakan obat nyamuk sesuai petunjuk pada kemasan.
6. Kenakan Pakaian Tertutup
Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan, terutama pada pagi dan sore hari ketika nyamuk Aedes aegypti aktif.
7. Pasang Kawat Nyamuk
Pasang kawat nyamuk pada jendela dan pintu rumah untuk mencegah nyamuk masuk.
8. Waspadai Gejala DBD
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala DBD, seperti:
- Demam tinggi (38-40 derajat Celcius)
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Ruam kulit
- Pendarahan pada gusi, hidung, atau kulit